Senin, 15 Juni 2020

KULTUM SINGKAT TENTANG KEMATIAN

Foto : Ustadz Yachya YuslihaMateri Kultum Tentang Kematian:

 Sudah Siapkah Kamu? 

Yachya Yusliha pembahasan Materi Kultum Tentang Kematian: 



 Sudah Siapkah Kamu Transkrip Materi Kultum Tentang Kematian: Sudah Siapkah Kamu? Sampai kapan kamu akan berbuat seperti itu terus? 

Apa kamu tidak yakin bahwasanya adzab Allah begitu keras? Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu mengadzab kamu sekonyong-konyong. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mampu untuk memberikan kepada kamu tiba-tiba tenggelam dalam bumi. 

Kamu tidak takut kepada Allah? 


 kalaulah kita sedang berbuat maksiat kemudian tiba-tiba kematian datang kepada kita, apa yang kamu lakukan? 

Demi Allah, jiwa kita ini lemah, badan kita pun tidak akan pernah mampu untuk menahan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Adzab kubur begitu pedih ya akhi.

 Coba dengarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: 

مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ “

Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan dari azab kubur” (HR. Ibnu Majah) Kamu tidak takut dengan adzab kubur? Akhi, sesungguhnya adzab kubur dan kuburan itu adalah merupakan penentu kehidupan kita. 

Kamu kira setelah kamu mati lalu kamu dikuburkan di kuburan, kamu akan tenang hidup, begitu? : 


kira setelah kamu meninggal dunia, itu peristirahatan kamu yang terakhir? Kamu tidak akan ditanya oleh Malaikat Mungkar dan Nakir? Tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala? Tidak, demi Allah. 

Utsman bin Affan saja dahulu ketika berziarah kubur beliau menangis.

 Ketika ditanya kepada Utsman, “Kenapa hai Utsman, ketika dibacakan kepada kamu surga dan neraka kamu tidak menangis. 

Tapi ketika kamu berziarah kubur kamu menangis?” Utsman berkata, “Karena aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:   

 إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ، فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ، فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ  

“Sesungguhnya kuburan itu adalah persinggahan akhirat yang pertama kali. 

Siapa yang selamat di kuburannya, maka yang setelahnya lebih mudah dari itu. 

Tapi siapa yang tidak selamat dikuburnya, maka yang sebelahnya lebih sulit dari itu.” (HR. Tirmidzi) 

 Jangan kamu menganggap remeh adzab kubur. 

Hidup di dunia hanya sebentar. 

Kamu kira kamu akan hidup selama 1.000 tahun di dunia? Kamu kira kamu akan hidup terus-menerus? Tidak mungkin.

 Setiap kita pasti mati akhi. 

Allah berfirman: 
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ “

Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali-Imran[3]: 185) 


Allah berfirman juga: 

 “Sesungguhnya kamu itu akan mati dan mereka juga akan mati.” (QS. Az-Zumar[39]: 30) Kamu dan saya sama saja. 

Kita semua akan meninggal dunia. 

Ini yang seharusnya kita pikirkan bersama. Kalau kita terus-menerus berbuat maksiat dan maksiat dan maksiat, bagaimana kalau ternyata Malaikat maut datang menjemput kita disaat kita sedang berbuat maksiat kepada Allah? Apakah kamu kira Malaikat maut akan tersenyum kepada kamu? Tidak! Dalam hadits Al-Barra’ bin Malik bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggambarkan bagaimana kematian orang yang fasik. 

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apabila orang kafir atau orang fasik itu hendak meninggal dunia, didatangi Malaikat-malaikat yang wajahnya hitam legam.

 mereka membawa kain kafan dari api neraka yang baunya sangat tidak enak sekali.

 Kemudian datang Malaikat maut dengan bentuk yang sangat mengerikan. 

Lalu ia pun duduk di sisi kepalanya orang fasik ini dan berkata, “Hai jiwa yang buruk, keluar kamu.” 

Dikeluarkan nyawanya seperti mengeluarkan besi yang berduri dalam kain wol yang basah.

  Perjalanan Menuju Kampung Akhirat Kamu siap menghadapi kematian yang menyakitkan seperti itu? Disaat kita sedang berbuat maksiat, ternyata kematian dan ajal mendatangi kita.

 Kamu siap? Siapa yang siap? Kita semua ingin meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

 Kehidupan dunia bukanlah tempat bersenda gurau. 

Tapi kita hidup di dunia untuk bercocok tanam yang kelak buahnya akan kita tuai dalam kehidupan akhirat, akhi. 

Apalah dunia? Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an:

 وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ “

Tidaklah kehidupan dunia itu kecuali kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid[57]: 20) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengatakan dunia itu sangat hina. 

Ketika Rasulullah sedang berjalan dengan para Sahabatnya, kamu tahu hadits ini? Ketika itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menemukan bangkai seekor kambing yang telinganya putus. 

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkatnya dan berkata, “Siapa yang mau membeli bangkai ini dengan harga 1 dirham?” Kata para Sahabat, “Wahai Rasulullah, kalau pun ia hidup, kami tidak mau membelinya. 

Karena ia cacat wahai Rasulullah. Bagaimana ini sudah menjadi bangkai?” Lalu kata Rasulullah: 

فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ “

Demi Allah, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.” (HR. Muslim) Kita hidup di dunia sebentar, akhi. 

Apakah hanya karena kita ingin mendapatkan dunia dan dunia, memuaskan syahwat kita dan hawa nafsu kita, kita gadaikan kehidupan yang panjang, begitu? 


 

🔊 Ustadz Yachya Yusliha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar