Selasa, 26 Mei 2020

HAKIKAT DZIKIR

Hakekat Dzikir Dan Syukur

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah menjelaskan dengan sangat bagus tentang hakekat dzikir dan syukur.

Dua Kaedah Penting: Dzikir dan Syukur

Dia menjelaskan agama ini dibangun di atas dua kaedah penting: dzikir dan syukur. Allah dan rasul-Nya transisi antara dzikir dan syukur.

Allah Ta'ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ

“ Karena itu, ingatlah kamu ke-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. “(Al Baqarah: 152)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada sahabat Mu'adz radhiyallahu' anhu : ” Demi Allah, Aku mencintaimu. Selamat datang untuk berdoa di akhir shalatmu dengan doa :

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni' ibadatika )

“ Ya Allah, Aku meminta bantuan kepada-Mu agar senantiasa dapat berdzikir / menerima-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibdah kepada-Mu ” (HR Abu Dawud, shahih)

Hakekat Dzikir

Yang disetujui hanya berbicara di lisan, akan tetapi menunggu hati dan lisan. Dzikir kepada Allah mengatur dzikir dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya, mengingat perintah dan larangan-Nya, mengingat dengan membaca Kalam-Nya (Al Qur'an). Hal ini akan menyebabkan seseorang mengenali dan mengimanai nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta memujinya dengan berbagai pujian. Semua itu tidak akan sempurna tanpa mentauhidkan-Nya. Dzikir yang seharusnya mencakup seluruh hal tersebut. Perkara ini akan menyebabkan seorang hamba senantiasa memilih nikmat dari Allah dan menerima kebaikan Allah terhadap keterlibatan-Nya.

Hakekat Syukur

Saat hakekat syukur adalah melaksanakan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah dengan segala sesuatu yang Allah cintai baik dalam perkara lahir maupun batin.

Inti Ajaran Agama

Dzikir dan syukur inilah inti ajaran agama. Berdzikir akan membuahkan pengenalan kepada-Nya, sementara dalam syukur terkandung pada-Nya. Dua perkara inilah tujuan diciptakannya jin dan manusia, langit dan bumi serta segala sesuatu di antara semuanya. Dengan alasan itu pula Allah menentukan keberadaan pahala dan siksa, Allah menurunkan kitab-kitab, dan mengutus para rasul-Nya. Inilah kebenaran yang dipublikasikan di langit dan bumi bersama isinya. Sedangkan kebalikannya adalah kebatilan dan kesia-siaan yang Allah Ta'ala tersucikan dari perbuatan tersebut. Adalah anggapan buruk yang ada pada musuh-musuh Allah. Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلاً ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُواا

“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir “(Shad: 27)

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara dengan main-main. Kami tidak menciptakan sepenuhnya, tetapi sebagian besar tidak mengerti. “(Ad Dukhan: 38-39)

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ

“ Dan dirilis Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dilengkapi dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, “(Al Hijr: 85)

مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ

“ Allah tidak menciptakan yang demikian itu dilengkapi dengan hak “ (Yunus: 5)

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

Apakah manusia mengira, maka ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawab) " (Al Qiyamah: 36)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“ Maka apakah kamu mengira, apakah Kami menciptakan kamu main-main (saja), dan apakah kamu tidak akan memulai untuk Kami? "(Al Mukminun: 115)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“ Dan mengeluarkan Aku menciptakan jin dan manusia untuk menyembah-Ku “ (Adz Dzariyat: 56)

الله الذي خلق سبع سماوات ومن الأرض مثلهن يتنزل الأمر بينهن لتعلموا أن الله على كل شيء قدير وأن الله قد أحاط بكل شيء علما

“ Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah. Dipertanyakan, agar kamu tahu bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sungguh Allah ilmu-Nya benar-benar memuat segala sesuatu. “(Ath Thalaq: 12)

جعل الله الكعبة البيت الحرام قياما للناس والشهر الحرام والهدي والقلائد ذلك لتعلموا أن الله يعلم ما في السماوات وما في الأرض وأن الله بكل شيء عليم

“ Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) untuk manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikianlah agar kamu tahu, itulah Allah yang mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan itu adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "(Al Maidah: 97)

Telah jelas berdasarkan beberapa ayat yang menentukan di atas di mana tujuan dan ada perintah agar Allah senantiasa menyetujui dan disyukuri Dia ingat dan tidak dilupakan, juga disyukuri dan tidak diingkari. Allah akan senatiasa mengingat siapa saja yang berdzikir mengingat-Nya, dan akan bersyukur kepada siapa saja yang bersyukur kepada-Nya. Mengingat Allah adalah alasan Allah akan mempertimbangkan hamba-Nya. Bersyukur kepada-Nya adalah sebab diperolehnya nikmat karena keutamaan dari-Nya. Berdzikir adalah dengan hati dan lisan. Dengan syukur adalah dengan hati dalam bentuk cinta dan taubat, dengan lisan melalui sanjungan dan pujian, serta dengan anggota badan dalam bentuk ketaatan dan pengabdian.

Sumber: Fawaaidul Fawaaid karya Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah , hal 366-367. Penerbit Daar Ibnul Jauzi



Baca : Ustadz Yachya Yusliha selengkapnya https://muslimah.or.id/6528-hakekat-dzikir-dan-syukur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar